Minggu, 02 Juni 2013

Perkembangan Pendidikan Bahasa Arab



1.      Pendidikan Bahasa Arab Didalam dan di luar Motif Agama
Kekuatan bahasa Arab asampai saat ini telah “ berekplorasi” keberbagai ranah yang menjadikannya semakin diperhitugkan oleh masyarakat dunia. Disamping eksistensinya sebagai media pesan Ilahi. Bangsa Indonesia yang tersebar berbagai kepulauan nusantara sebagaian besar memeluk agama Islam.[1]
Perlu diterangkan disini bahwa dalam sejarah perkembangan agama samawi atau agama wahyu tidak ada kitab suci yang masih asli bahasanya kecuali al-Qur’an. Dengan perkataan lain bahwa didunia ini tiada al-Qur’an dengan bahasa lain kecuali bahasa Arab. Atas dasar ini, mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci kaum muslimin di dunia merupakan kebutuhan utama. Disamping itu mempelajari bahasa Arab berarti memperdalam agama Islam dari sumbernya yang asli.
Agama Islam masuk di Indonesia dengan perantara pedagang-pedagang bangsa arab atau dengan orang-orang Indonesia itu sendiri, rupanya agama Islam ini mempunyai daya tarik yang sangat kuat karena berdasarkan sama rata dan tiada mengenal beda antara seseorang. Beberapa banyak rumah perguruan atau pondok pesantren lengkap dengan masjid dan asrama tempat para murid, para santri tinggal sehingga menyenangkan mereka dengan sunggh– sungguh dan tekun mempelajari ilmu pengatahuan atau pendidikan bahasa Arab dengan secara teori dan praktik[2].
Dalam sejarah turki pada zaman Mustafa. Kamal sebaga kepala Negara, pernah ada usaha-usaha untuk menghilangkan pengaruh dan kegunaan bahasa Arab dalam agama, sehingga seluruh upacara ritual agama Islam harus diucapkan dengan bahasa nasional mereka (bahasa Turki) untuk kepentingan itu, pada tahun 1932 bulan Juli Mustafa kamal menginstruksikan untuk mendirikan lembaga Bahsa Turki, dengan tujuan untuk memurnikan bahasa Turki dari pengaruh-pengaruh bahasa lain termasuk bahasa Arab. Walaupun bahasa Turki telah resmi menjadi bahasa nasional Turki, namun semua usaha untuk merubah bahasa arab menjadi bahasa Turki, tampaknya tidak mendapat tempat di hati rakyat Turki yang telah lama menggunakan bahasa arab dalam kegiatan ritual peribadatan. Setidaknya di masjid-masjid, bahasa Arab tetap eksis dan menjadi bahasa keagamaan. Dengan demikian bahasa Arab adalah bahasa yang memang sudah digariskan oleh Allah SWT untuk menjadi bahasa ritual peribadatan sebagai alat pemersatu umat Islam di seluruh dunia.

2.      Realitas dan Orientasi Pendidikan Bahasa Arab
Pendidikan bahasa arab di Indonesia sudah diajarkan mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Secara teoritas paling tidak ada empat orientasi pendidikan bahasa Arab sebagai berikut :
a.      Orientasi religius, yaitu belajar bahasa arab untuk memahami dan memahamkan ajaran Islam (faham al-maqru’) orientasi ini dapat berupa belajar keterampilan pasif (mendengan dan membaca) dan dapat pula mempelajari keterampilan aktif (berbicara dan menulis)
b.      Orientasi akademis, yaitu belajar bahasa arab untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan keterampilan berbahasa Arab. Orientasi ini cenderung menempatkan bahasa arab sebagai displin ilmu atau obyek studi yang dikuasai secara akademik, orientasi ini biasanya identik dengan studi bahasa Arab di jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Bahasa dan Sastra Arab.
c.       Orientasi profesional / praktis dan prakmatis, yaitu belajar bahasa Arab untuk kepentingan profesi, praktis atau prakmatis, seperti mampu berkomunikasi lisan (Muhadatsah)  dalam bahasa Arab.
d.     Orientasi ideologis dan ekonomis, yaitu belajar bahasa Arab untuk memahami dan menggunakan bahasa Arab sebagai media bagi kepentingan orientalisme.[3]
Dalam masyarakat dewasa ini mulai timbul keluhan atau kritik yang Dialamatkan kepada dunia pendidikan tinggi Islam, termasuk pendidikan bahasa arab, bahwa lulusan pendidikan bahasa Arab kurang memiliki kemandirian dan keterampilan berbahasa yang memadu, sehingga daya saing mereka rendah dibandingkan dengan lembaga alumni lain.
Selain itu studi bahasa Arab di lembaga pendidikan kita juga mengalami disorientasi, tidak jelas arah dan tujuannya. Orientasi studi bahasa Arab pada lembaga pendidikan kita tampak masih mendua dan setengah-setengah antara orientasi kemahiran dan orientasi keilmuan.[4] Selain itu, kebijakan pendidikan dan pengajaran bahasa arab di madrasah dan lembaga pendidikan lainnya, selama ini juga tidak menentu. Tantangan lainnya yang juga tidak kalah pentingnya dalam pengembangan pendidikan bahasa arab adalah rendahnya minat dan motivasi belajar serta kecenderungan sebagai Pelajar atau Mahasiswa bahasa Arab untuk mengambil jalan yang serba instant “tanpa menulis proses ketekunan dan kesungguhan. Sumber-sumber literatur kebahasaaraban dilembaga pendidikan kita juga masih relatif kurang jika tidak dikatakan terbatas.       

3.      Tujuan Berkembangnya Pendidikan Bahasa Arab
Kamus bhasa arab di Indonesia, jika melihat gejala penggunaannya di masyarakat, bias jadi sebagai bahasa asing. Bagi lingkungan atau masyarakat umumnya bahasa arab adalah bahasa asing, karena bukan merupakan bahasa pergaulan sehari-hari. Akan tetapi jika kita melihat lingkungan atau lembaga pendidikan khusus seperti Pondok Pesantren Moden Gontor Ponorogo, Al Amanat Bandung, dan lain-lain, bahasa Arab biasa digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari bahkan digunakan sebagai pengantar pelajaran dan bukan sebagai materi pelajaran.[5] Untuk itu ada beerapa poin tujuan pendidikan bahasa arab, adalah :
a.      Mengembangkan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa yakni : menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
b.      Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumner ajaran Islam.
c.       Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya. Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.[6]
Adapuntujuan umum pendidikan bahasa Arab dianataranya :
a)      Untuk membina kebudayaan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ada kemungkian bahasa Arab merupakan bahasa kedua setelah bahasa nasional yang terbanyak diguanakan di Indonesia.
b)     Untuk membangun Indonesia yang menunjukkan bahwa pembangunan indfonesia bersifat pambangunan materil dan spiritual, maka pengisiannya dan pemantapannya berdasarkan nilai-nilai rohaniah dan agama Islam yang dianut oleh sebagian besar bangsa Indonesia beroleh peranan penting.
c)      Agar para siswa dapat memahami Al Qur’an, Al Hadits dan kitab-kitab ataupun buyu-buku yang lainnya yang berbahasa Arab, Agama dan kebudayaan Islam.
d)     Untuk digunakan sebagai alat komunikasi, sesuai dengan perkembangan bahasa Arab sebagai bahasa agama dengan penyesuaian tertentu sebagai alat komunikasi, maka pemahaman bahasa arab sebagfai bahasa yang hidup dan  berkembang di kalangan umat islam.[7]
Dari pernyataan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa secara formal bahasa Arab merupakan bahasa asing. Karena sebagai bahasa asing, sistem pembelajaran adalah pembelajaran bahasa asing mulai dari tujuan, materi sampai kepada metode. Dengan demikian jika ada kalangan tertentu Indonesia yang menganggap bahasa Arab bukanlah bahasa asing, maka itu tidak resmi karena di luar patokan yang ditetapkan oleh pemerintah Idonesia.

4.      Fungsi-Fungsi Bahasa
Dalam atataran kiprah manusiawi bahasa memiliki fungsi yang tak ternilai. Segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari fungsi-fumgsi bahasa. Pada awalnya bahsa memang tidak begitu berperan dalam membangun kehidupan karena masih dianggap sebagi pelengkap hidup. Namun sejalan dengan perkembanga kemajuan peradaban mansia, ia menjadi salah satu penentu arah kehidupan. Ia dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari hal-hal yang bersifat sederhana dan pribadi sampai kepada hal-hal yang kompleks. Beberapa fungsi bahasa dalam kehidupan manusia anatara lain :
a)      Bahasa adalah alat komunikasi bagi seseorang dengan orang lain, dengan berkomunikasi seseorang dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhannya dan mencapai maksud-maksud serta kepentingan-kepentingannya.
b)     Bahasa adalah alat seseorang untuk menyatakan atau mengunkapkan perasaan, harapan, keinginan dan fikirannya. Sebaliknya bahasa juga merupakan alat untuk mengeti dan menghayati perasaan, harapan, keinginan dan fikiran orang lain.
c)      Bahasa adalah alat untuk usaha meyakinkan orang lain atau mempengaruhi sekelompok masyarakat baik dalam forum diskusi pertukaran fikiran, rapat umum maupun dalam tulisan-tulisan.
d)     Bahasa adalah alat berfikir. Sebuah gagasan atau ide timbul dalam fikiran belumlah merupakan bahasa karena belum mempunyai bentuk tertentu, tetapi ketika bahasa tersebut telah dituangkandan diatur urutan unsur-unsurnya dalam bentuk kata atau kalimat yang diucapkan dengan lisan atau yang dicatat dengan simbol-simbol, gagasan itu berubah menjadi bahasa karena ia telah mempunyai bentuk yang berwujud.
e)      Bahasa salah satusimbol agama. Tak bisa dipungkiri bahwa bahasa sangat erat kaitannya dngan Agama. Sebab bagaimanapun pesan-pesan tuhan harus disampaikan melalu bahasa yang dapat dipahami oleh manusia yang melakukan agama itu.
f)       Bahasa pendukung utama pengetahuan. Tidak ada satu pengetahuanpun yang disampaikan dengan efisien selain lewat media bahasa. Sebagaian besar bidang pengajaran menjadikan bahasa sebagai alat terpenting dan mutlak diperlukan.
g)     Bahasa alat pemersatu bangsa yang dibangun oleh kelompok masyarakat yang berbeda, baikdalam ras-etnis, agama dan social ekonomi hanya dapat bersatu dan kompak jika di ikat dan dijalin kestuan bahasa. Dalam hal ini muncullah apa yang disebut dengan bahasa iternasional. Suatu bahasa yang bisa digunakan oleh masyarakat dunia dalam membangun masyarakat makro. Misalnya Bahasa Inggris, Bahsa Arab, Bahasa Jerman, dan sebagainya.
h)     Bahasa alat politik. Salah satu kecenderungan umat manusia adalah mencari kekuasaan atas manusia lain.
i)       Bahasa alat untuk memenuhi kebuituhan dasar. Semua manusia memiliki kebutuhan dasar hidup baik sebagai individu maupun sosial. Untuk memenuhinya tidak bisa bekerja sendiri, tetapi memerlukan bantuan manusia lain. Pada saat yang sama ia perlu menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengutarakan maksudnya.
j)        Bahasa alat untuk berekspresi. Bahasa yang digunakan orang untuk menyatakan atau mengekspresikan perasaan, emosi, harapa, keinginan, cita-cita, dan fikiran seseorang. Sebaliknya, bahasa juga menjadi alat untuk mengerti dan menghayati perasaan dan harapan.[8]      
Itulah fungsi-fungsi dari bahasa, situasi kebahasaan di Indonesia menunjukkan bahwa disamping bahasa nasioal dan bahasa daerah, terdapat pula pemakaian bahasa asing. Dengan adanya fungsi-fungsi bahasa tersebut dspat disimpulkan bahwa bahasa apapun yang kita gunakan, menjadi alat komunikasi antara sesama, suatu media penghubung antar kelompok, dan bahasa juga menjadi alat pendukung utama pengetahuan.
Bahasa Indonesia dan bahasa Arab bukanlah bahasa yag tergolong dalam satu rumpun, dan bahasa-bahasa tersebut lebih menampakkan perbedaan struktur kebahasaan anatara bahasa yang pertama dan kedua, makin mudfah mempalajari bahasa tersebut. Sebaliknya, makin besar perbedaan struktur anatara bahasa pertama dan bahasa kedua, makin sulit mempelajari bahasa tersebut.







[1] Chitb, Ahmad, dkk, 1976, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Untuk Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta, Departemen Agama RI, Hal 23
[2] Alwasilah, A. Chaedar. 2000, Politik Bahasa dan Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, hal 2003
[3] Tarigan, Henri Guntur, 2009, Metodologi Pengajaran Bahasa, Bandung Angkasa, hal 115
[4] Umam, Chatibul, 1974, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab, Jakarta, Departemen Agama RI, hal 94
[5] Ibid, hal 101
[6] Mukhtar, Abdullatif, Masalah Metode Dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab, IAIN Sunan Gunung Jati, Bandung, 1973, hal 45

[7] Mulyanto, Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hal 118
[8] Al wasilah, Chaedar, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : Remaja Rosdakarya, hal 22

1 komentar: