1. Pendidikan
Bahasa Arab Didalam dan di luar Motif Agama
Kekuatan
bahasa Arab asampai saat ini telah “ berekplorasi” keberbagai ranah yang
menjadikannya semakin diperhitugkan oleh masyarakat dunia. Disamping
eksistensinya sebagai media pesan Ilahi. Bangsa Indonesia yang tersebar
berbagai kepulauan nusantara sebagaian besar memeluk agama Islam.[1]
Perlu
diterangkan disini bahwa dalam sejarah perkembangan agama samawi atau agama
wahyu tidak ada kitab suci yang masih asli bahasanya kecuali al-Qur’an. Dengan
perkataan lain bahwa didunia ini tiada al-Qur’an dengan bahasa lain kecuali
bahasa Arab. Atas dasar ini, mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci
kaum muslimin di dunia merupakan kebutuhan utama. Disamping itu mempelajari
bahasa Arab berarti memperdalam agama Islam dari sumbernya yang asli.
Agama
Islam masuk di Indonesia dengan perantara pedagang-pedagang bangsa arab atau
dengan orang-orang Indonesia itu sendiri, rupanya agama Islam ini mempunyai
daya tarik yang sangat kuat karena berdasarkan sama rata dan tiada mengenal
beda antara seseorang. Beberapa banyak rumah perguruan atau pondok pesantren
lengkap dengan masjid dan asrama tempat para murid, para santri tinggal
sehingga menyenangkan mereka dengan sunggh– sungguh dan tekun mempelajari ilmu
pengatahuan atau pendidikan bahasa Arab dengan secara teori dan praktik[2].
Dalam
sejarah turki pada zaman Mustafa. Kamal sebaga kepala Negara, pernah ada
usaha-usaha untuk menghilangkan pengaruh dan kegunaan bahasa Arab dalam agama,
sehingga seluruh upacara ritual agama Islam harus diucapkan dengan bahasa
nasional mereka (bahasa Turki) untuk kepentingan itu, pada tahun 1932 bulan Juli
Mustafa kamal menginstruksikan untuk mendirikan lembaga Bahsa Turki, dengan
tujuan untuk memurnikan bahasa Turki dari pengaruh-pengaruh bahasa lain termasuk
bahasa Arab. Walaupun bahasa Turki telah resmi menjadi bahasa nasional Turki,
namun semua usaha untuk merubah bahasa arab menjadi bahasa Turki, tampaknya
tidak mendapat tempat di hati rakyat Turki yang telah lama menggunakan bahasa
arab dalam kegiatan ritual peribadatan. Setidaknya di masjid-masjid, bahasa Arab
tetap eksis dan menjadi bahasa keagamaan. Dengan demikian bahasa Arab adalah
bahasa yang memang sudah digariskan oleh Allah SWT untuk menjadi bahasa ritual
peribadatan sebagai alat pemersatu umat Islam di seluruh dunia.
2. Realitas
dan Orientasi Pendidikan Bahasa Arab
Pendidikan
bahasa arab di Indonesia sudah diajarkan mulai dari TK hingga perguruan tinggi.
Secara teoritas paling tidak ada empat orientasi pendidikan bahasa Arab sebagai
berikut :
a. Orientasi
religius, yaitu belajar bahasa arab untuk memahami dan memahamkan ajaran Islam
(faham al-maqru’) orientasi ini dapat berupa belajar keterampilan pasif
(mendengan dan membaca) dan dapat pula mempelajari keterampilan aktif
(berbicara dan menulis)
b. Orientasi
akademis, yaitu belajar bahasa arab untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan
keterampilan berbahasa Arab. Orientasi ini cenderung menempatkan bahasa arab
sebagai displin ilmu atau obyek studi yang dikuasai secara akademik, orientasi
ini biasanya identik dengan studi bahasa Arab di jurusan Pendidikan Bahasa Arab,
Bahasa dan Sastra Arab.
c. Orientasi
profesional / praktis dan prakmatis, yaitu belajar bahasa Arab untuk
kepentingan profesi, praktis atau prakmatis, seperti mampu berkomunikasi lisan
(Muhadatsah) dalam bahasa Arab.
d. Orientasi
ideologis dan ekonomis, yaitu belajar bahasa Arab untuk memahami dan
menggunakan bahasa Arab sebagai media bagi kepentingan orientalisme.[3]
Dalam
masyarakat dewasa ini mulai timbul keluhan atau kritik yang Dialamatkan kepada
dunia pendidikan tinggi Islam, termasuk pendidikan bahasa arab, bahwa lulusan
pendidikan bahasa Arab kurang memiliki kemandirian dan keterampilan berbahasa
yang memadu, sehingga daya saing mereka rendah dibandingkan dengan lembaga
alumni lain.
Selain
itu studi bahasa Arab di lembaga pendidikan kita juga mengalami disorientasi,
tidak jelas arah dan tujuannya. Orientasi studi bahasa Arab pada lembaga pendidikan
kita tampak masih mendua dan setengah-setengah antara orientasi kemahiran dan
orientasi keilmuan.[4]
Selain itu, kebijakan pendidikan dan pengajaran bahasa arab di madrasah dan
lembaga pendidikan lainnya, selama ini juga tidak menentu. Tantangan lainnya
yang juga tidak kalah pentingnya dalam pengembangan pendidikan bahasa arab
adalah rendahnya minat dan motivasi belajar serta kecenderungan sebagai Pelajar
atau Mahasiswa bahasa Arab untuk mengambil jalan yang serba instant “tanpa
menulis proses ketekunan dan kesungguhan. Sumber-sumber literatur
kebahasaaraban dilembaga pendidikan kita juga masih relatif kurang jika tidak
dikatakan terbatas.
3. Tujuan
Berkembangnya Pendidikan Bahasa Arab
Kamus
bhasa arab di Indonesia, jika melihat gejala penggunaannya di masyarakat, bias
jadi sebagai bahasa asing. Bagi lingkungan atau masyarakat umumnya bahasa arab
adalah bahasa asing, karena bukan merupakan bahasa pergaulan sehari-hari. Akan
tetapi jika kita melihat lingkungan atau lembaga pendidikan khusus seperti Pondok
Pesantren Moden Gontor Ponorogo, Al Amanat Bandung, dan lain-lain, bahasa Arab biasa
digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari bahkan digunakan sebagai
pengantar pelajaran dan bukan sebagai materi pelajaran.[5] Untuk
itu ada beerapa poin tujuan pendidikan bahasa arab, adalah :
a. Mengembangkan
berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat
kecakapan berbahasa yakni : menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
b. Menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk
menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumner ajaran Islam.
c. Mengembangkan
pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya. Dengan demikian
peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri
dalam keragaman budaya.[6]
Adapuntujuan
umum pendidikan bahasa Arab dianataranya :
a) Untuk
membina kebudayaan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ada
kemungkian bahasa Arab merupakan bahasa kedua setelah bahasa nasional yang
terbanyak diguanakan di Indonesia.
b) Untuk
membangun Indonesia yang menunjukkan bahwa pembangunan indfonesia bersifat
pambangunan materil dan spiritual, maka pengisiannya dan pemantapannya
berdasarkan nilai-nilai rohaniah dan agama Islam yang dianut oleh sebagian
besar bangsa Indonesia beroleh peranan penting.
c) Agar
para siswa dapat memahami Al Qur’an, Al Hadits dan kitab-kitab ataupun
buyu-buku yang lainnya yang berbahasa Arab, Agama dan kebudayaan Islam.
d) Untuk
digunakan sebagai alat komunikasi, sesuai dengan perkembangan bahasa Arab sebagai
bahasa agama dengan penyesuaian tertentu sebagai alat komunikasi, maka
pemahaman bahasa arab sebagfai bahasa yang hidup dan berkembang di kalangan umat islam.[7]
Dari
pernyataan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa secara formal bahasa Arab merupakan
bahasa asing. Karena sebagai bahasa asing, sistem pembelajaran adalah
pembelajaran bahasa asing mulai dari tujuan, materi sampai kepada metode.
Dengan demikian jika ada kalangan tertentu Indonesia yang menganggap bahasa Arab
bukanlah bahasa asing, maka itu tidak resmi karena di luar patokan yang
ditetapkan oleh pemerintah Idonesia.
4. Fungsi-Fungsi
Bahasa
Dalam
atataran kiprah manusiawi bahasa memiliki fungsi yang tak ternilai. Segala
kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari fungsi-fumgsi bahasa.
Pada awalnya bahsa memang tidak begitu berperan dalam membangun kehidupan
karena masih dianggap sebagi pelengkap hidup. Namun sejalan dengan perkembanga
kemajuan peradaban mansia, ia menjadi salah satu penentu arah kehidupan. Ia
dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari hal-hal yang bersifat
sederhana dan pribadi sampai kepada hal-hal yang kompleks. Beberapa fungsi
bahasa dalam kehidupan manusia anatara lain :
a) Bahasa
adalah alat komunikasi bagi seseorang dengan orang lain, dengan berkomunikasi
seseorang dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhannya dan mencapai maksud-maksud
serta kepentingan-kepentingannya.
b) Bahasa
adalah alat seseorang untuk menyatakan atau mengunkapkan perasaan, harapan,
keinginan dan fikirannya. Sebaliknya bahasa juga merupakan alat untuk mengeti
dan menghayati perasaan, harapan, keinginan dan fikiran orang lain.
c) Bahasa
adalah alat untuk usaha meyakinkan orang lain atau mempengaruhi sekelompok masyarakat
baik dalam forum diskusi pertukaran fikiran, rapat umum maupun dalam
tulisan-tulisan.
d) Bahasa
adalah alat berfikir. Sebuah gagasan atau ide timbul dalam fikiran belumlah
merupakan bahasa karena belum mempunyai bentuk tertentu, tetapi ketika bahasa
tersebut telah dituangkandan diatur urutan unsur-unsurnya dalam bentuk kata
atau kalimat yang diucapkan dengan lisan atau yang dicatat dengan simbol-simbol,
gagasan itu berubah menjadi bahasa karena ia telah mempunyai bentuk yang
berwujud.
e) Bahasa
salah satusimbol agama. Tak bisa dipungkiri bahwa bahasa sangat erat kaitannya
dngan Agama. Sebab bagaimanapun pesan-pesan tuhan harus disampaikan melalu
bahasa yang dapat dipahami oleh manusia yang melakukan agama itu.
f) Bahasa
pendukung utama pengetahuan. Tidak ada satu pengetahuanpun yang disampaikan
dengan efisien selain lewat media bahasa. Sebagaian besar bidang pengajaran
menjadikan bahasa sebagai alat terpenting dan mutlak diperlukan.
g) Bahasa
alat pemersatu bangsa yang dibangun oleh kelompok masyarakat yang berbeda,
baikdalam ras-etnis, agama dan social ekonomi hanya dapat bersatu dan kompak
jika di ikat dan dijalin kestuan bahasa. Dalam hal ini muncullah apa yang
disebut dengan bahasa iternasional. Suatu bahasa yang bisa digunakan oleh
masyarakat dunia dalam membangun masyarakat makro. Misalnya Bahasa Inggris, Bahsa
Arab, Bahasa Jerman, dan sebagainya.
h) Bahasa
alat politik. Salah satu kecenderungan umat manusia adalah mencari kekuasaan
atas manusia lain.
i) Bahasa
alat untuk memenuhi kebuituhan dasar. Semua manusia memiliki kebutuhan dasar
hidup baik sebagai individu maupun sosial. Untuk memenuhinya tidak bisa bekerja
sendiri, tetapi memerlukan bantuan manusia lain. Pada saat yang sama ia perlu
menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengutarakan maksudnya.
j)
Bahasa alat untuk berekspresi.
Bahasa yang digunakan orang untuk menyatakan atau mengekspresikan perasaan,
emosi, harapa, keinginan, cita-cita, dan fikiran seseorang. Sebaliknya, bahasa
juga menjadi alat untuk mengerti dan menghayati perasaan dan harapan.[8]
Itulah
fungsi-fungsi dari bahasa, situasi kebahasaan di Indonesia menunjukkan bahwa
disamping bahasa nasioal dan bahasa daerah, terdapat pula pemakaian bahasa
asing. Dengan adanya fungsi-fungsi bahasa tersebut dspat disimpulkan bahwa
bahasa apapun yang kita gunakan, menjadi alat komunikasi antara sesama, suatu
media penghubung antar kelompok, dan bahasa juga menjadi alat pendukung utama
pengetahuan.
Bahasa
Indonesia dan bahasa Arab bukanlah bahasa yag tergolong dalam satu rumpun, dan
bahasa-bahasa tersebut lebih menampakkan perbedaan struktur kebahasaan anatara
bahasa yang pertama dan kedua, makin mudfah mempalajari bahasa tersebut. Sebaliknya,
makin besar perbedaan struktur anatara bahasa pertama dan bahasa kedua, makin
sulit mempelajari bahasa tersebut.
[1] Chitb, Ahmad, dkk, 1976,
Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Untuk Perguruan Tinggi Agama Islam,
Jakarta, Departemen Agama RI, Hal 23
[2] Alwasilah, A. Chaedar.
2000, Politik Bahasa dan Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, hal
2003
[3] Tarigan, Henri Guntur,
2009, Metodologi Pengajaran Bahasa, Bandung Angkasa, hal 115
[4] Umam, Chatibul, 1974, Pedoman
Pengajaran Bahasa Arab, Jakarta, Departemen Agama RI, hal 94
[5] Ibid, hal 101
[6] Mukhtar, Abdullatif, Masalah
Metode Dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab, IAIN Sunan Gunung Jati, Bandung,
1973, hal 45
[7] Mulyanto, Sumardi, Pengajaran
Bahasa Asing, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hal 118
[8] Al wasilah, Chaedar, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : Remaja Rosdakarya, hal 22